Minggu, 17 Juni 2012

Siapakah Aku Yang Sejati?


 
Judul tulisan ini mungkin bisa dianggap lucu dan tidak terlalu serius , tetapi sebenarnya dalam belajarmengenali diri sendiri adalah bagian dari proses menemukan Aku Sejati (jati diri yang sesungguhnya). Selain itu mengenali diri sendiri juga seharusnya merupakan tahap awal dari proses Siu Sing Yang Sin (revisi jiwa dan raga), karena tanpa mengenali diri sendiri berarti kita tidak mengetahui apa dan bagaimana diri kita ini, lalu apa yang mau direvisi supaya lebih baik?
 
Apakah Aku Sejati Itu?
 
Menurut saya, aku sejati adalah jati diri kita (berupa eksistensi) yang sesungguhnya yang ada dahulu, sekarang dan yang akan datang. Setiap orang memiliki jati diri yang mempunyai keunikannya masing- masing. Kata "keunikan" ini sengaja dipakai untuk menggantikan kata "kelebihan dan kekurangan" agar kita tidak terjebak dalam pandangan untuk saling membandingkan. Keunikan jati diri masing-masing ini adalah merupakan hasil dari proses-proses terdahulunya dan merupakan awal dari proses kedepan yang juga tidak perlu dibandingkan dan dinilai berlebihan, akan tetapi haruslah dipahami dan disadari sepenuhnya.
 
Justru Siu Tao ( ) itu tujuan pokoknya adalah untuk meningkatkan kualitas dari "Aku Sejati" kita masing-masing. Maka alangkah ironisnya jika kita Siu Tao ( ), tetapi tidak tahu dulu apa dan bagaimana "Aku Sejati" kita masing-masing ?!?
 
Bagi seorang yang praktis dan simpel, apalagi yang sudah memiliki dasar-dasar pengertian mengenai konsep Tao yang relatif cukup kuat memang akan lebih mudah menangkap pengertian dan mencernanya sehingga dapat membayangkan dan mempersepsikan apakah AKU SEJATI itu.
 
Tetapi tentunya wajar dan sangat manusiawi jika seorang yang belum mengerti menjadi semakin bingung dan tidak mengerti apa dan bagaimanakah AKU SEJATI itu sebenarnya, apalagi jika dalam pembahasan dan penjelasan-penjelasannya banyak menggunakan bahasa dan istilah-istilah yang cenderung membingungkan . Contohnya ada Nyawa, Roh, Jiwa, Sukma, Hati, Hati Nurani, Kesadaran, Bawah Sadar, Mental, Aku Sejati, Yensen, Linghuen, Sin, Sing dan lain-lainnya.
 
Pada dasarnya pemikiran pokok dalam penulisan ini bukanlah mau membahas dan memperdebatkan semua istilah dan kata-kata diatas. Adapun saya lebih cenderung untuk mengajak pembaca berpikiran praktis dan simpel dalam permasalahan merevisi diri dengan titik tolak pengenalan diri (katakanlah "Aku Sejati") yang lebih dipandang dari sudut psikologi modern yaitu dengan mengenal kepribadian diri kita masing-masing untuk kemudian melangkah kedalam suatu usaha pengontrolan dan perbaikan kepribadian kearah yang lebih positif.
 
Hal ini menurut saya mungkin lebih relevan, jelas dan lebih bermanfaat sebelum kita berbicara terlalu jauh dalam keabstrakan yang sangat dalam.
 
Secara singkat dapat saya utarakan bahwa hal - hal yang harus dapat kita kenali dari diri kita adalah sebagai berikut:

  • Sifat - sifat dan karakter

    Setiap orang pasti membawa sifat-sifat dan karakternya sendiri-sendiri, setiap orang walaupun bisa saja ada kemiripan tapi tidak pernah ada yang sama persis dalam hal ini.

    Menurut saya sebenarnya sifat-sifat dan karakter dalam diri seseorang ini tidak ada batasan "baik-buruknya" karena bagaikan "rasa dan aroma dalam setiap masakan saja", hanya saja kalau banyak orang yang dapat menerima dan menyenangi maka dianggap "baik" sedangkan kalau banyak orang tidak dapat menerima dan tidak suka maka dinilai "tidak baik". Tentu pada akhirnya mau tidak mau harus "ada penilaian", yang mana sebagai kaum Siu Tao ( ) kitapun tidak bisa terlepas dan sudah sewajarnya berusaha mengejar nilai-nilai berlaku yang baik.
     
  • Hasrat dan keinginan

    Setiap orang pasti memiliki hasrat dan keinginannya masing-masing, yang biasanya adalah merupakan refleksi dari sebuah bentuk ideal / cita-cita yang awalnya bersumber dari ego. Dalam bentuk yang paling sederhana dan murni bisa disimpulkan bahwa ego semua manusia itu pada dasarnya adalah "baik" karena secara alamiah bersumber dari "survival spirit" (naluri mempertahankan hidup). Sehingga setiap manusia selalu bermotivasi untuk mempertahankan hidupnya serta terus mengembangkan hidup ke kondisi yang semakin baik dan jauh dari resiko - resiko kesusahan baik secara fisik maupun mental.

    Nah, karena begitu kompleknya keadaan yang ada maka akhirnya latar belakang dan kesempatan yang ada pada seseorang akan berbeda dengan orang lainnya. Hal ini pulalah yang kemudian harus bisa juga dipahami dan disadari sehingga kita bisa benar-benar menyatu dengan hasrat dan keinginan kita sesuai kealamiahannya masing-masing (hasrat dan keinginan ini saya anggap sebagai suatu daya pendorong gerak yang sangat murni dan tulus). Tetapi tentunya keadaan sosial tetap harus dijadikan rambu-rambu keseimbangan geraknya.
     
  • Kemampuan

    Penguasaan terhadap suatu hal yang merupakan ciri khas seseorang yang dimiliki dan didapat secara dan dalam kealamiahannya masing - masing, haruslah terus digali dan dikembangkan serta dipergunakan secara positif demi kepentingan kebaikan yang semakin luas semakin baik. Dalam hal ini yang namanya kemampuan itu, normalnya memang akan selalu terasa kurang bagi semuanya, karena adanya kondisi persaingan yang semakin mengetat.

    Oleh karena itu jika bisa mengenal kemampuan diri maka secara lebih gampang pula kita dapat terus mengembangkannya sehingga mencapai suatu level yang relatif tinggi. Biasanya kemampuan seseorang itu berupa wawasan, pengetahuan, kepandaian dan keahlian, yang merupakan hasil dari perpaduan antara intelegensi dan emosi melalui proses belajar (baik sekolah maupun otodidak) serta pengalaman-pengalaman sepanjang hidupnya.

    Dari sini, maka kita dapat disimpulkan bahwa "belajar" dan "berlatih" adalah dua hal pokok yang sangat berperan dalam usaha meningkatkan kemampuan diri.
     
  • Ketidakmampuan & keterbatasan

    Diluar kemampuan yang ada, maka adalah hal yang alami pula bahwa setiap insan didunia ini selalu diliputi juga oleh ketidakmampuan dan keterbatasan (sengaja penulis tidak menggunakan kata "kelemahan" untuk memberikan nuansa optimisme).

    Adapun merupakan hal yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses pengenalan diri kita masing-masing untuk justru lebih mengenal ketidakmampuan dan keterbatasan yang ada dengan motif untuk memperbaiki dan merubahnya sebisa mungkin sehingga menjadi faktor yang bahkan dapat diandalkan. Dalam masalah ini memang kemauan dan usaha keras secara konsisten mutlak diperlukan , karena biasanya untuk dapat bisa "mengakui" bahwa kita mempunyai ketidakmampuan dan keterbatasan saja sudah sangat sulit (karena harus melawan ego dan kesombongan kita) apalagi untuk merubahnya.

    Modal dasar utama yang diperlukan untuk mengatasi hal ini adalah kejujuran dan keterbukaan. Akan tetapi dilain sisi, jangan pula kita sampai terjerumus dan terseret arus pola berpikir pesimis yang akhirnya justru membesar-besarkan faktor ketidakmampuan dan keterbatasan yang ada menjadi senjata dan alasan untuk meng "cover" semua hal dalam kehidupan ini yang memang sulit dan berat bagi siapapun.
     
  • Latar belakang

    Latar belakang bisa dianggap sebagai akar dari semua perkembangan yang timbul dan ada sekarang ini bagi siapapun juga. Walau kita pada akhirnya memang tidak perlu mempermasalahkan tapi bisa memahami latar belakang dari diri kita sedikit banyak dapat berguna untuk mengetahui siapa dan bagaimana diri kita yang sesungguhnya.

    Oleh karena itu pula dalam metode-metode pengembangan kepribadian yang paling modern sekalipun, pemanfaatan latar belakang diri seseorang sebagai alat refleksi diri untuk membangkitkan pemicu semangat kearah yang lebih efektif masih sangat ampuh dan bermanfaat. Didalam hal ini kita sebagai seorang insan Tao modern yang proaktif tentunya diharapkan juga dapat memahami dan menyadari hal tersebut, sehingga dapat memandang diri sekarang ini secara komprehensif sebagai suatu hasil dari proses-proses terdahulu yang berkesinambungan untuk dijadikan landasan kearah depan yang lebih baik dan semakin baik.
     
Bagi sebagian orang mengenali diri sendiri mungkin adalah masalah yang mudah tapi umumnya sebagian besar orang menganggap adalah masalah yang sukar dan sulit. Secara pribadi saya sendiri berpendapat bahwa mengatasi proses pengenalan diri sendiri ini memang bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah dan gampang. Permasalahan utama yang sering timbul dan menghambat kita untuk dapat mengenali diri kita ini adalah kemampuan diri untuk berdiri secara "jujur, obyektif dan adil" dalam memberikan pandangan terhadap diri sendiri.
 
Nah, dalam kenyataannya memang hal inilah yang justru jarang bisa dilakukan oleh setiap orang . Akhirnya proses mengenali diri sendiri ini memang akan menjadi sangat sulit dan membingungkan karena faktor ketidak jujuran, ketidak obyektifan dan ketidak adilan dalam memandang diri itu sendirilah yang harus bisa disadari dan diperbaiki (revisi).
 

Mengembalikan Jati Diri Bangsa



Mengembalikan jati diri bangsa, kalimat ini sepertinya sangat pas untuk menyikapi berbagai hal yang terjadi akhir-akhir ini. 

Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita mengenai klaim Malaysia terhadap berbagai budaya Indonesia, mengenai Ambalat, hinaan terhadap lagu 'Indonesia Raya' yang syairnya diganti, video penyiksaan aparat Malaysia terhadap TKI, dll. Saya pribadi merasa gemas dengan kelakuan tetangga kita ini. Sangat-sangat mengusik sekali. Ada apa dengan Malaysia ? Mengapa sampai seberani itu kepada kita? Apa yang salah pada kita ? Apa tindakan kita? Semua pertanyaan ini berkecamuk di kepala ini..... 

Apakah ini merupakan upaya Malaysia yang sepertinya berambisi sekali menjadi 'Trully Asia'? Dengan mendompleng budaya kita pada iklan-iklan promosi pariwisata mereka dengan harapan malaysia akan menjadi pintu masuk ke Asia dan menjadikan Malaysia 'ikon' Asia Tenggara? Bagaimana menurut anda?

Tapi, mengapa mereka berani sejauh itu ? Bahkan sampai mengusik Ambalat. Apakah mereka menganggap enteng Bangsa Indonesia? Untuk pertanyaan yang satu ini, saya hampir bisa menjawab 'IYA'. Karena faktanya kita secara ekonomi dan SDM (maaf sebelumnya pada yang tidak setuju) dapat dikatakan tertinggal dari tetangga satu ini. Walaupun dahulu mereka pernah bergantung kepada kita dan segan.

Kita sebagai Bangsa Indonesia sedang 'diuji' oleh negara yang tak lain adalah tetangga sendiri dan yang katanya satu rumpun. Mari kita lihat positifnya, inilah saatnya kita perlu mengembalikan jati diri bangsakita, mulai untuk mengembangkan rasa cinta tanah air dan budayanya, karena kita memang sebenarnya bangsa yang besar dengan berbagai macam suku bangsa dan budayanya. Ya... Kita memang negara kaya. Malaysia bukan apa-apa.

Saya merasa senang apabila melihat berbagai reaksi yang dilakukan oleh masyarakat kita antara lain para penyandang cacat yang protes di kedubes Malaysia, protes ribuan pelajar di Wonogiri dan berbagai bentuk protes lainnya, seperti lewat media internet. Ternyata sangat banyak yang terusik, berarti rasa kebangsaan kita tidak pudar. Saya bukan orang Bali yang 'tari pendet'-nya sedang didompleng, tapi mengecam Malaysia karena saya Orang Indonesia. Keterlaluan!

Menurut saya inilah salah satu momentum yang dapat kita pakai untukmengembalikan jati diri bangsa. Ayo bangkit, jangan baru bisa mimpi.... seperti kata negara tetangga kita yang lain yang sangat menghormati kita 'Republik Mimpi'. Saya percaya bahwa 'Bangsa kita adalah bangsa yang besar!'

Sudah lama tahu, bahwa ada kontes SEO mengenai mengembalikan jati diri bangsa, tapi kurang tertarik untuk mengikutinya. Sampai akhirnya terusik juga mengenai berbagai klaim dari Malaysia, tetangga terdekat kita yang katanya masih satu rumpun. Akhirnya saya merasa punya momentum untuk ikutan, meramaikan kontes ini. Seperti yang diberitakan di beritajitu.com, setidaknya ada 21 milik Indonesia yang diklaim oleh Malaysia.

Akhirnya nyebur juga untuk ikutan kontes SEO ini, karena keyword-nya "mengembalikan jati diri bangsa" sangat menggoda. Hmm... "MERDEKA!".

Menemukan Jati Diri




Identity
Jati Diri
Kesana Kemari...Ketergesaan dalam kehidupan modern, yang bergerak serba cepat secepat kedipan matamu terhadapku, seringkali membuat kita melupakan diri sendiri dan kehilangan kendali. Begitu mudahnya kita terbawa arus yang begitu deras, sehingga dengan mudahnya kita terbawa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk membawa kita kembali ke diri sejati, dan tak semudah itu kita dapat menemukan jati diri kita.
ada beberapa kekuatan, bukan kekuatan mistik. Yang dapat mengarahkan kita kembali pada diri sendiri dan menemukan sebuah kedamaian dan ketenangan.

Bersatu dengan alam 
Duduklan di bawah sebuah pohon, tapi jangan malem-malem duduknya ntar di sangka setan. Rasakan putaran bumi, keagungan angkasa raya, dinginnya udara yang menerpa wajah kita, atau kehangatan sinar matahari pagi. Tersenyumlah pada langit yang luas, tapi jangan sering tersenyum juga ntar disangka gila, ucapkan salam pada lebah yang beterbangan dan semua binatang yang kita jumpai, bingung ngucapin salam sama binatang gimana yah?. Berjalan-jalanlah di taman atau mendaki perbukitan. Kedekatan dengan alam dapat membawa kesadaran betapa Anda bagian dari jagat raya yang maha luas ini.

Spiritual
Kenali dan sadari Anda adalah pribadi yang penting dan unik. Lakukan meditasi, atau duduk tenang di tengah kesunyian malam, dan nikmatilah saat-saat itu. Baca buku-buku keagamaan atau panduan kepribadian yang membawa pesan positif dan membuat Anda merasa kuat, jangan baca buku kamasutra apalagi playboy gak boleh sama mamah. Jangan lupa bersyukur atas kesehatan yang kita miliki, rumah, orang-orang yang mencintai kita, teman-teman yang mengelilingi kita, serta kebahagiaan dan kegembiraan yang melingkupi hidupkita.

Buang Penilaian
Stop menilai dan menyalahkan orang lain. Jangan memberikan kritikan pada orang lain ataupun kita sendiri. Ucapkan kata-kata yang memberi dorongan pada diri kita dan semua orang yang Anda jumpai. Terima orang lain apa adanya, jagan ada apanya, lengkap dengan segala perbedaan yang mereka miliki. karena perbedaan yang dapat menyatukan. bener gak yah ??

Cinta
Cintai diri kita sendiri dan gunakan kata-kata positif untuk memberi dorongan. Pujilah orang lain dengan tulus dan buat mereka tersenyum. contohnya "hei .. kamu cantik sekali hari ini",  Bicaralah dengan penuh kasih sayang dan ketulusan dari lubuk hati yang paling dalam.

Bantu Orang Lain
Ulurkan tangan pada teman yang membutuhkan. Tawarkan bantuan tanpa syarat pada orang lain. Jadilah pendengar yang baik dan benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Temukan cara untuk membantu orang lain mengangkat beban hidup dengan mendengarkan keluh kesah mereka, Sharing is Caring.

Memaafkan
Saatnya untuk melepaskan. Maafkan seluruh bagian diri Anda, atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan. Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. Maafkan diri Anda untuk semua kesalahan yang pernah Anda buat di masa lalu, maafkan ketakutan masa kecil Anda, maafkan emosi dan kemarahan masa remaja Anda, maafkan masa dewasa awal Anda yang tak mau mengambil resiko. Maafkan kesalahan orang tua Anda, saudara, kerabat dan orang-orang di masa lalu. Lepaskan semua beban yang ada dalm diri. Memaafkan membawa kedamaian dalam jiwa.

Hadir
Hiduplah untuk saat ini. Masa lalu telah berlalu. Kita tak akan pernah dapat kembali dan mengulang masa-masa itu lagi, kita tak akan dapat menghidupkan kembali apa yang ada di masa lalu. Kehidupan ini adalah apa yang sedang kita jalani saat ini, tak peduli apapun yang telah terjadi. Itu semua nyata dan sempurna. Jangan menengok ke belakang ataupun terlalu memikirkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Pikiran kita selalu menciptakan berbagai percakapan yang mengembangkan rasa takut dan membuat kita berusaha menyelamatkan diri. Katakan pada pikiran Anda yang sibuk
berbicara itu: ‘Terima kasih telah bersedia berbagi’ dan yakinkan ‘Aku di sini, aku ada untukmu.’ Setiap hari, kita semua harus selalu membuat pilihan dan Kitalah yang paling tahu bagaimana membuat hari yang Kita jalani menjadi indah
.

Pencarian Jati Diri,,Sampai Kapankah???




anak remaja masa kini,,,lebih sering mengaku mengisi masa remaja mereka dengan yang namanya pencarian jati diri,,yaa,,sebenernya aku juga belum yakin apakah mereka benar-benar mengerti tentang apa yang mereka cari,,jati diri itu sendiri. Banyak sekali kebingungan dan kegalauan yang dialami remaja jaman sekarang tentang hal ini, karna saya sendiri pun juga mengalami hal semacam ini.
sebenarnya,,kapan sih jati diri itu bisa ditemukan?? pada titik mana kita bisa yakin tentang jati diri kita?? apa hanya anak remaja saja yang belum mengenal ataupun menemukan jati diri mereka??. Sepertinya banyak juga orang dewasa yang mengakui telah menemukan jati diri mereka tapi ketika ditanya tentang hal itu mereka tak bisa

Cara Menemukan Jati diri Sendiri





Cara Menemukan Jati diri Sendiri - Banyak orang yang tidak mengenal jati diri sendiri, sehingga membuat mereka sulit untuk menentukan hal-hal apa saja yang patut dan tidak patut untuk dilakukan oleh mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Alasan inilah yang membuat kita perlu mengetahui bagaimana cara menemukan jati diri sendiri, sehingga kita tidak mudah untuk terpengaruh dengan orang lain disekitar kita.

Pengertian Jati Diri

Sebagian orang berpendapat bahwa arti jati diri adalah suatu manifestasi ideologi hidup seseorang. Jati diri sendiri merupakan bagian dari sifat seseorang yang muncul dengan sendirinya mulai dari kecil, kemudian sifat bawaan kadang juga terpengaruh dengan faktor lingkungan tempat seseorang hidup dan dibesarkan.

Kita tentu sudah tidak asing mendengar istilah seorang anak yang sedang mencari jati diri, hal ini sering terungkap karena dalam proses pembentukan karakter yang sebenarnya pada diri seseorang adalah pada masa pancaroba, yaitu masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.

Cara Menemukan Jati Diri

Dari pengertian jati diri yang sudah dipaparkan diatas, bahwasanya jati diri itu sendiri merupakan suatu manifestasi ideologi hidup seseorang, sehingga bagaiaman cara menemukan jati diri sendiri itu juga merupakan hak mutlak bagi seorang individu untuk menentukan jati dirinya sendiri.

Ketika seseorang yang telah dapat memahami akan kemampuan dan kekuatan pada dirinya yang didasari dengan iman dan taqwa pada Tuhan, maka saat itulah seseorang sudah dapat dikatakan menemukan jati dirinya sendiri.

Tentang “Jati Diri”



Apakah sebenarnya arti dari Jati Diri?

banyak yang menyatakan bahwa dirinya sedang dalam pencarian jati diri, saya pun pernah bahkan sering menyatakan hal tersebut, tanpa mengetahui apa arti dari jati diri itu sendiri.
bagaimana mungkin kita menemukan sesuatu yang bahkan kita sendiri tidak ketahui.
beberapa waktu lalu saat bertanya pada informanku (mbah google), “plak” aku tersadar.
dari sekian banyak blog, tak ada arti yang sebenar-benarnya tentang jati diri.
lalu ku buka KMBHI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), tak ada juga yang namanya Jati Diri.
lalu apa sebenarnya Jati Diri tersebut?
berdasarkan KMBHI
Baiklah, aku mulai dari kata Jati
jati (1) : pohon yg kayunya keras dan ulet, baik untuk bahan rumah dsb, daunnya besar, bulat, dan kasar pd permukaannya, tapi bukan yang itu mbah…….. yang satunya…
Jati : ciri-ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda; identitas atau yang mungkin lebih tepat disebut Inti
lanjut ke Diri
Diri : orang seorang(terpisah dari yang lainnya); badan
ku coba pahami dan gabungkan kedua makna diatas,
Jati Diri adalah identitas atau inti kehidupan dari seseorang.
ada sih beberapa orang yang di blog nya menyatakan telah menemukan Jati Dirinya, lalu apakah ada pertanda bahwa dia telah menemukan jati dirinya?
tanda-tanda seperti apakah orang yang telah menemukan jati dirinya?
hidup bahagia? mimpi yang terwujud? mendapatkan kekasih yang diinginkannya? pekerjaan yang layak? atau peringatan dari yang maha kuasa?
Sesaat saya berpikir, untuk apa saya mencari jati diri saya sendiri, untuk kebahagiaan? untuk membahagiakan orang lain?
Tak perlulah saya mencari jati diri saya lagi, karena inilah Jati diri saya.
Saya yang apa adanya
skrg yang perlu saya lakukan hanyalah menjadi saya yang lebih baik yang apa adanya.. dan bukan lebih baik yang ada apa-apanya
terima kasih

Analisa Ilmiah Tentang Jati Diri (Rahasia Materi)